Pertama, disini saya mau bercerita dan bertanya mengenai
beberapa hal. Jadi maaf kalo tjc nya isi curhat, hehe. Sebagai seorang
mahasiswa tingkat akhir di jurusan geofisika yang notabane merupakan pioneer
dalam hal eksplorasi sumber daya alam di bidang kebumian. Disaat kebanyakan
orang akan senang ketika harga minyak mentah turun, kami para mahasiswa
kebumian akan berteriak karena lapangan pekerjaan hilang. Dan lagi buruknya hal
itu pun bersamaan dengan harga bahan tambang yang juga ikut turun, maka kami
mahasiswa kebumian tingkat akhir semakin menggaruk garuk kepala.
Kepala kepala kami pun akhirnya berputar untuk mencari jalan
keluarnya. Salah duanya ialah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi atau menekuni proyek proyek seperti pencarian peninggalan terpendam (Arkeogeofis)
dan eksplorasi air dangkal yang masih banyak dibutuhkan di beberapa tempat.
(barangkali ada mas mas mbak mbaknya yang mau membantu saya untuk bisa
melanjutkan studi S2 di luar, pengen banget ke eropa :p)
Sebenarnya saya iri dengan teman teman disini yang dengan
tjc nya dia bisa menceritakan dengan gambling mengenai jurusannya masing
masing. (cc: fuad dan mbak den). Maka dari itu saya sendiri ingin menceritakan
mengenai sedikit dasar yang saya dapat dari pembelajaran saya selama ini di
jurusan Teknik Geofisika.
Pertama ialah mengenai gempa, barangkali disini ada beberapa
teman yang tinggal di selatan jawa, seperti di malang, jogja, dan lain
sebagainya. Pasti bagi mereka yang tinggal di tempat tersebut sering merasakan
gempa atau lindu. Bersyukurlah kalian jika semakin sering merasakan gempa bagi
yang tinggal atau hidup di selatan Indonesia. Kenapa?
Sebenarnya jika kembali membaca buku geografi sma, Bumi terdiri
dari inti bumi, mantel bumi (astenosfer), dan kerak bumi (crust) tempat dimana
kita tinggal. Kerak sendiri terbagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak
samudera dimana kerak samudera memiliki densitas yang lebih besar daripada
kerak benua. Pada kerak samudera terdapat yang namanya Mid Ocean Ridge (MOR) atau
biasa dikenal dengan rekahan bumi di samudera yang mendorong kerak benua untuk
terus bergerak membesar. Jika kalian lihat ke google earth atau ke google maps
yang diubah menjadi mode satelit, kalian akan melihat rekahan besar ini
memanjang di tengah samudera membelah benua benua yang ada. Seperti yang ada di
antara benua Amerika dan benua Asia serta di antara benua Amerika dan Benua
Afrika.
Dari kerak itulah muncul magma secara terus menerus dan
mendorong agar kerak samudera terus bergerak. Namun kerak di ujung kerak ini
kalian bisa melihat terdapat kerak benua tempat mereka bertumbuk dan notabane
kerak benua memiliki densitas yang lebih kecil dari kerak samudera sehingga
kerak samudera tertunjam kebawah dan menghasilkan palung (lautan terdalam)
seperti yang bisa kalian lihat pada google earth dan google maps di sepanjang selatan
pulau Jawa dan Sumatera. Semakin gelap
maka semakin dalam palung tersebut.
Pergerakan kerak tersebut selalu terjadi dengan kecepatan 1-4 cm/tahun, namun karena ke konstanan dari pergerakan inilah maka kita perlu berhitung. Karena pergeseran antara kerak inilah yang menyebabkan gempa. Seberapa seringkah malang merasakan gempa?
Ketika kita menaiki mobil di jalan aspal dengan ketika melewati
polisi tidur maka akan terjadi perbedaan kekuatan yang dibutuhkan si mobil. Hal
ini terjadi karena adanya gaya gesek. Kalo kita analogikan ban dengan jalan
adalah kerak benua dan kerak samudera maka kita dapat menganalogikan ketika
kita banyak merasakan gempa di daerah selatan (misalnya Malang), itu menunjukkan pergerakan kerak
samudera memasuki kerak benua berjalan lancar. Hal itu seperti ketika kita
menaiki mobil di jalanan beraspal. Namun jika pada suatu ketika gesekan antar
kerak tersebut berhenti lama dan tidak terjadi gempa, ini berarti itu seperti mobil
ketika baru menyentuh polisi tidur, mobil itu tertahan.
Namun mobil tersebut
tidak akan terus menerus tertahan karena dia pasti akan mencapai puncak polisi
tidur tersebut dan akhirnya terlewati dengan adanya guncangan yang lebih besar.
Hal inipun sama seperti pada gesekan yang sempat terhenti tersebut ketika sudah
sampai pada batas maksimumnya si kerak itu tertahan maka akan terjadi kembali
gesekan yang lebih kencang dan terjadilah BOOM, guncangan yang sangat dahsyat
yang menghasilkan gempa gempa yang merusak seperti pada gempa di Jogja dan Aceh
beberapa tahun silam.
Mungkin hanya sekian mengenai gempa kali ini, namun jika ada
yang ingin diutarakan mengenai bumi, minyak, emas, tambang, gunung, dan lain
sebagainya bisa disharingkan kembali :)
Wassalamu’alaikum wr. wb.
nb: Sering seringlah kalian bersyukur jika kalian sering mendapatkan masalah,
karena itu menunjukkan Allah sayang kepada kalian karena masalah yang diberikan
tidak ditimbun dan diakhir malah mendapat masalah yang lebih besar.
Surabaya, 5 Februari 2016